Tugas 3 Apsi : Feasibility Study
SIMPEG atau aplikasi kepegawaian adalah sistem informasi yang mengintegrasikan berbagai aspek kepegawaian untuk mengelola data dan administrasi kepegawaian secara efektif, sehingga memberikan kemudahan dalam pengaksesan, pengolahan, dan pengelolaan data pegawai.
Feasibility study, atau studi kelayakan, adalah proses penilaian terhadap kelayakan atau keberlanjutan suatu proyek atau rencana bisnis sebelum dilakukan investasi lebih lanjut. Tujuan utama dari feasibility study adalah untuk mengevaluasi potensi keberhasilan dan keberlanjutan suatu proyek serta untuk membantu dalam pengambilan keputusan terkait kelanjutan proyek tersebut.
Dalam feasibility study, beberapa aspek penting dievaluasi dan dianalisis secara menyeluruh. Berikut adalah beberapa aspek yang biasanya dievaluasi dalam studi kelayakan:
- Kelayakan teknis: Melibatkan penilaian terhadap kemampuan teknis untuk melaksanakan proyek tersebut. Termasuk di dalamnya adalah evaluasi apakah teknologi yang diperlukan tersedia dan dapat diterapkan, ketersediaan sumber daya teknis yang diperlukan, serta analisis mengenai kemampuan dan keahlian tim yang terlibat.
- Kelayakan pasar: Menganalisis potensi pasar untuk produk atau layanan yang akan dikembangkan. Termasuk di dalamnya adalah penilaian terhadap permintaan pasar, persaingan yang ada, segmentasi pasar, serta potensi pertumbuhan dan keberlanjutan di pasar tersebut.
- Kelayakan keuangan: Melibatkan analisis terhadap aspek keuangan proyek. Ini termasuk proyeksi pendapatan dan biaya yang terkait dengan proyek, estimasi investasi awal yang diperlukan, analisis kelayakan pengembalian modal, serta penilaian terhadap potensi keuntungan dan risiko keuangan.
- Kelayakan operasional: Evaluasi terhadap aspek operasional proyek. Ini melibatkan penilaian terhadap sumber daya manusia yang diperlukan, sistem operasional yang diperlukan, proses bisnis yang terlibat, dan infrastruktur yang diperlukan untuk menjalankan proyek dengan sukses.
- Kelayakan hukum dan regulasi: Menilai aspek legalitas dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Ini termasuk analisis terhadap persyaratan perizinan, peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta penilaian terhadap potensi risiko hukum yang terkait.
Berdasarkan evaluasi terhadap aspek-aspek di atas, feasibility study akan memberikan kesimpulan dan rekomendasi mengenai kelayakan proyek. Hasil dari studi kelayakan ini akan membantu para pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan apakah proyek tersebut layak untuk dilanjutkan, membutuhkan penyesuaian atau perubahan, atau sebaiknya tidak dilaksanakan.
Feasibility study merupakan langkah yang penting dalam perencanaan proyek atau rencana bisnis, karena dapat membantu mengidentifikasi potensi risiko dan keberhasilan proyek sebelum komitmen sumber daya yang signifikan.
Studi Kasus
Perusahaan All Day Delicious Pairs bergerak di bidang Sepatu memiliki investasi awal sebesar Rp800.000.000. Pemilik bisnis ingin melakukan studi kelayakan dengan beberapa asumsi, antara lain:
Estimasi pendapatan tahunan sebesar Rp150.000.000
Estimasi penghematan biaya sebesar Rp40.000.000
Estimasi periode pengembalian modal adalah 5 tahun
Present Value (PV), juga dikenal sebagai nilai sekarang, adalah konsep dalam keuangan yang mengacu pada nilai saat ini dari sejumlah uang yang akan diterima atau dibayarkan di masa depan. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa nilai uang di masa depan lebih rendah daripada nilai uang saat ini.
Dalam konteks investasi atau proyek, Present Value digunakan untuk menilai nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan. Ini berarti bahwa jumlah uang yang diharapkan diterima atau dibayarkan di masa depan akan dikurangi atau "diskon" ke nilai saat ini dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian yang diharapkan atau tingkat diskonto yang relevan.
Konsep Present Value berguna dalam mengambil keputusan investasi, penilaian aset, analisis proyek, atau pengambilan keputusan keuangan lainnya. Dengan menghitung Present Value, Anda dapat memperhitungkan nilai waktu uang dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dengan biaya investasi atau nilai sekarang dari arus kas keluar.
Perhitungan Present Value melibatkan estimasi jumlah uang yang akan diterima atau dibayarkan di masa depan, periode waktu di mana arus kas terjadi, dan tingkat diskonto yang digunakan. Tingkat diskonto bisa mencerminkan tingkat pengembalian yang diharapkan, tingkat bunga yang relevan, atau tingkat keuntungan minimum yang diperlukan.
Dalam rumus Present Value, arus kas di masa depan dibagi oleh faktor pengurangan yang dihitung dengan menggunakan rumus matematika seperti (1 + tingkat diskonto) ^ periode waktu. Dengan cara ini, nilai sekarang dari arus kas di masa depan dapat ditentukan.
Present Value membantu dalam mengukur nilai waktu uang dan memungkinkan pembandingan yang adil antara jumlah uang di masa depan dengan nilai saat ini. Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan keuangan yang lebih baik dan analisis investasi yang lebih komprehensif.
Present value (PV) dapat dicari dengan menggunakan rumus
PV = FV / (1 + r)^n,
dengan nilai yang diketahui:
FV (Future Value) = Rp1.200.000.000
r (Tingkat Diskonto) = 12%
n (Waktu) = 5 tahun
Maka perhitungan PV adalah:
PV = Rp1.200.000.000 / (1 + 0,12)^5
= Rp790.514.225
ROI (Return on Investment) adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengukur efisiensi atau tingkat pengembalian suatu investasi. ROI menggambarkan persentase keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi dibandingkan dengan biaya investasi yang telah dikeluarkan.
Rumus ROI adalah sebagai berikut:
ROI = (Keuntungan - Biaya Investasi) / Biaya Investasi x 100%
Dalam rumus tersebut, "Keuntungan" adalah total pendapatan atau laba yang dihasilkan dari investasi, sedangkan "Biaya Investasi" adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk melakukan investasi.
Dalam kasus ini:
ROI = (Rp1.200.000.000 - Rp800.000.000) / Rp800.000.000
= 0,50%
BEP (Break Even Point) adalah titik di mana total pendapatan yang diperoleh sama dengan total biaya yang dikeluarkan, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian. Pada titik ini, perusahaan mencapai titik impas atau balik modal.
BEP dihitung berdasarkan perbandingan antara biaya tetap dan biaya variabel per unit dengan harga jual per unit. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah terlepas dari jumlah unit yang diproduksi atau dijual, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi atau dijual. Harga jual per unit adalah harga yang ditetapkan untuk menjual satu unit produk.
Rumus BEP adalah sebagai berikut:
BEP = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit)
Dalam hal ini, BEP mencerminkan jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan mencapai titik impas. Jika jumlah unit yang terjual melebihi BEP, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan.
Dalam kasus ini:
BEP = Rp150.000.000 / (100.000 - 40.000)
= 2.500 unit
NPV (Net Present Value) adalah etode analisis keuangan yang digunakan untuk mengevaluasi keuntungan atau kerugian dari suatu investasi atau proyek dengan mempertimbangkan nilai waktu uang. NPV menghitung selisih antara Present Value (nilai sekarang) dari arus kas masuk dan biaya investasi (Cost of Investment).
Rumus NPV adalah sebagai berikut:
NPV = Present Value of Cash Inflows - Cost of Investment
Dalam rumus tersebut, "Present Value of Cash Inflows" adalah nilai sekarang dari arus kas masuk yang diharapkan dari investasi atau proyek selama periode waktu tertentu. Arus kas masuk tersebut dapat berupa pendapatan atau penerimaan yang dihasilkan dari investasi. "Cost of Investment" adalah biaya total yang dikeluarkan untuk melakukan investasi.
Untuk menghitung NPV, langkah pertama adalah mengestimasi arus kas masuk yang diharapkan dari investasi selama periode waktu tertentu. Kemudian, nilai sekarang (Present Value) dari setiap arus kas masuk dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto yang mencerminkan tingkat pengembalian yang diharapkan atau tingkat bunga yang relevan. Selanjutnya, Present Value dari arus kas masuk yang diestimasi dikurangi dengan biaya investasi untuk mendapatkan NPV.
Jika NPV positif, itu menunjukkan bahwa nilai sekarang dari arus kas masuk lebih besar daripada biaya investasi, dan investasi tersebut dianggap menguntungkan. Sebaliknya, jika NPV negatif, itu menunjukkan bahwa biaya investasi lebih besar daripada nilai sekarang dari arus kas masuk, dan investasi tersebut dianggap tidak menguntungkan.
Penggunaan NPV membantu pengambilan keputusan investasi yang lebih baik dengan mempertimbangkan nilai waktu uang dan mengukur nilai tambah atau kerugian yang dihasilkan dari investasi atau proyek.
Dalam kasus ini:
NPV = Rp790.514.225 - Rp800.000.000
= -Rp9.485.775
Hal-hal di atas merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan bisnis. Dengan memperhatikan aspek keuangan seperti ROI, BEP, dan NPV, dapat membantu menjaga keseimbangan keuangan bisnis dan memastikan kelangsungan bisnis yang sehat.
Komentar
Posting Komentar