EAS APSI (D) 2023 - Syomeron Ansell Widjaya (5025211250)

Nama : Syomeron Ansell Wdijaya

NRP : 5025211250

Kelas : APSI (D) 2023

 Jawaban EAS

1. Kebutuhan Sistem Informasi Cafe Ijjo


Berikut adalah beberapa kebutuhan sistem informasi yang ingin dimiliki oleh Cafe Ijjo:

1. Manajemen Inventaris: Sistem informasi harus dapat memantau persediaan bahan makanan dan minuman secara real-time. Ini meliputi melacak stok, memesan ulang bahan secara otomatis ketika stok mencapai batas tertentu, dan memberikan laporan inventaris yang akurat.

2. Pengelolaan Pesanan: Sistem informasi harus memiliki fitur untuk menerima dan mengelola pesanan dari pelanggan. Ini meliputi kemampuan untuk menerima pesanan secara online, mengatur pesanan berdasarkan waktu dan meja, dan memperbarui status pesanan.

3. Pembayaran: Sistem informasi harus menyediakan fitur untuk memproses pembayaran dari pelanggan. Ini dapat mencakup integrasi dengan metode pembayaran elektronik seperti kartu kredit atau dompet digital, serta kemampuan untuk mencetak struk pembayaran.

4. Manajemen Karyawan: Sistem informasi harus membantu dalam mengelola karyawan, termasuk jadwal kerja, pelacakan kehadiran, dan pengelolaan gaji. Hal ini akan membantu pemilik restoran dalam mengatur penugasan karyawan dengan lebih efisien.

5. Pelacakan Data Pelanggan: Sistem informasi harus dapat menyimpan dan melacak data pelanggan, seperti riwayat pesanan, preferensi makanan/minuman, dan informasi kontak. Ini memungkinkan restoran untuk memberikan pengalaman yang personal kepada pelanggan, seperti penawaran khusus atau pengiriman pesanan sebelumnya.

6. Analisis dan Laporan: Sistem informasi harus dapat menghasilkan laporan dan analisis yang berguna bagi pemilik restoran. Ini dapat meliputi laporan penjualan harian/mingguan/bulanan, analisis popularitas menu, dan evaluasi kinerja karyawan.

7. Fitur Pelanggan: Sistem informasi dapat menyediakan fitur yang meningkatkan pengalaman pelanggan, seperti pemesanan online dengan menu yang interaktif, pemberian ulasan dan penilaian, atau program loyalitas pelanggan.

8. Integrasi dengan Layanan Pengiriman: Jika restoran Cafe Ijjo menggunakan layanan pengiriman pihak ketiga, sistem informasi dapat diintegrasikan dengan platform pengiriman tersebut. Hal ini memudahkan pengelolaan pesanan pengiriman dan pelacakan status pengiriman.

9. Keamanan dan Privasi: Sistem informasi harus memastikan keamanan data pelanggan, termasuk informasi pembayaran dan data pribadi. Proteksi data dan pengelolaan akses yang tepat harus menjadi prioritas dalam pengembangan sistem informasi.


2. Tahapan untuk membangun Aplikasi Sistem Restoran

Berikut adalah tahapan yang harus dilalui dalam membangun aplikasi sistem restoran:

1. Analisis Kebutuhan: Tahap pertama adalah melakukan analisis menyeluruh terhadap kebutuhan sistem informasi restoran. Ini melibatkan wawancara dengan pemilik restoran dan staf, pemetaan proses bisnis, dan identifikasi tantangan yang perlu diatasi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memahami secara mendalam kebutuhan fungsional dan non-fungsional aplikasi sistem restoran.

2. Perencanaan: Setelah kebutuhan dianalisis, tahap perencanaan dilakukan untuk merencanakan pengembangan aplikasi. Ini mencakup pembuatan jadwal proyek, alokasi sumber daya, dan penentuan anggaran. Juga, dalam tahap ini, ditetapkan teknologi yang akan digunakan, seperti bahasa pemrograman, platform pengembangan, dan basis data.

3. Desain Sistem: Tahap desain sistem melibatkan merancang arsitektur aplikasi sistem restoran. Ini meliputi desain basis data, desain antarmuka pengguna, desain alur kerja, dan desain integrasi dengan sistem lain jika diperlukan. Desain ini harus mempertimbangkan kebutuhan fungsional dan non-fungsional yang telah diidentifikasi sebelumnya.

4. Pengembangan: Tahap pengembangan melibatkan implementasi aplikasi berdasarkan desain yang telah dirancang. Tim pengembang akan membuat kode, mengintegrasikan komponen, dan menguji aplikasi secara bertahap. Pada tahap ini, pengembang juga harus memperhatikan aspek keamanan dan privasi dalam pengembangan aplikasi.

5. Pengujian dan Kualitas: Setelah pengembangan selesai, aplikasi sistem restoran harus menjalani serangkaian pengujian untuk memastikan kualitasnya. Pengujian ini meliputi pengujian fungsional, pengujian integrasi, pengujian performa, dan pengujian keamanan. Setiap bug atau masalah yang ditemukan harus diperbaiki sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya.

6. Implementasi: Tahap implementasi melibatkan penerapan aplikasi sistem restoran ke dalam lingkungan operasional. Ini meliputi instalasi aplikasi di server atau cloud, konfigurasi sistem, dan migrasi data yang ada ke dalam aplikasi. Pada tahap ini, juga diperlukan pelatihan bagi pengguna untuk memastikan pemahaman yang baik tentang aplikasi.

7. Peluncuran dan Evaluasi: Setelah aplikasi sistem restoran diimplementasikan, tahap peluncuran dilakukan. Ini melibatkan pemberitahuan kepada pelanggan dan promosi aplikasi. Setelah diluncurkan, penting untuk terus memantau kinerja aplikasi dan mengumpulkan umpan balik dari pengguna untuk evaluasi. Dalam tahap ini, perbaikan dan pembaruan dapat dilakukan berdasarkan umpan balik yang diterima.

8. Dukungan dan Pemeliharaan: Setelah peluncuran, dukungan dan pemeliharaan aplikasi sistem restoran penting untuk menjaga kinerja dan keberlanjutan aplikasi. Ini melibatkan pemantauan sistem, penanganan masalah dan permintaan dukungan, serta pembaruan rutin untuk meningkatkan fitur dan mengatasi kerentanan keamanan.


3. Model Analisis

Dalam konteks pengembangan perangkat lunak, model analisis mengacu pada representasi atau gambaran abstrak dari sistem yang akan dibangun. Model analisis bertujuan untuk memahami secara mendalam kebutuhan sistem, proses bisnis yang terlibat, dan hubungan antara entitas yang ada di dalam sistem.

Ruang lingkup model analisis dapat meliputi beberapa aspek berikut:

1. Analisis Kebutuhan: Model analisis digunakan untuk memahami kebutuhan fungsional dan non-fungsional sistem yang akan dibangun. Ini mencakup identifikasi fitur dan fungsi yang diperlukan, batasan sistem, dan kriteria keberhasilan.

2. Proses Bisnis: Model analisis dapat menggambarkan proses bisnis yang ada dalam organisasi atau sistem yang akan dibangun. Ini mencakup langkah-langkah, pemanggilan proses, dan aliran data antar proses. Model analisis seperti diagram aliran data (DFD) dan diagram aliran kerja (workflow) digunakan untuk mewakili proses bisnis.

3. Entitas dan Hubungan: Model analisis juga mencakup representasi entitas dan hubungan antara entitas dalam sistem. Misalnya, menggunakan diagram Entity-Relationship (ER), di mana entitas mewakili objek atau konsep yang relevan dalam sistem, dan hubungan menggambarkan koneksi antara entitas tersebut.

4. Interaksi Pengguna: Model analisis dapat mencakup interaksi antara pengguna dengan sistem. Ini meliputi antarmuka pengguna, tampilan layar, dan interaksi pengguna yang diperlukan untuk mencapai tujuan bisnis.

5. Data dan Basis Data: Model analisis dapat membahas struktur data yang diperlukan dalam sistem dan hubungannya dengan basis data. Ini melibatkan pemodelan struktur data seperti diagram Entity-Relationship (ER) atau diagram kelas.

6. Pengaturan Sistem: Model analisis juga dapat mencakup pengaturan sistem seperti konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk menjalankan sistem yang diusulkan.

7. Batasan dan Asumsi: Model analisis juga mencakup batasan dan asumsi yang relevan untuk pengembangan sistem. Ini dapat mencakup batasan fungsionalitas, batasan teknis, atau asumsi yang dibuat selama proses analisis.


4. Model Desain

Model Desain dalam konteks pengembangan perangkat lunak adalah representasi atau gambaran yang lebih rinci tentang bagaimana sistem akan dirancang dan diimplementasikan. Fungsi model Desain adalah untuk mengubah hasil dari analisis ke dalam spesifikasi teknis yang dapat diimplementasikan.

Berikut adalah beberapa model desain yang umum digunakan dalam pengembangan perangkat lunak:

1. Model Arsitektur: Model arsitektur memberikan pandangan tingkat tinggi tentang struktur sistem secara keseluruhan. Ini melibatkan pemilihan elemen-elemen sistem, pengaturan komponen, dan interaksi antara komponen tersebut. Model arsitektur sering menggunakan diagram seperti diagram blok, diagram komponen, atau diagram deployment.

2. Diagram Sekuens: Diagram sekuen menunjukkan urutan interaksi antara objek dalam sistem. Diagram ini menggambarkan pesan atau panggilan antara objek untuk menunjukkan bagaimana alur logika dalam sistem berjalan. Diagram ini membantu memahami interaksi dan alur eksekusi dalam sistem.

3. Diagram Kelas: Diagram kelas menggambarkan struktur kelas dalam sistem dan hubungan antara kelas-kelas tersebut. Ini mencakup atribut, metode, dan hubungan antara kelas seperti asosiasi, pewarisan, dan agregasi. Diagram kelas membantu merancang struktur objek dalam sistem.

4. Diagram Aliran Data (DFD): Diagram aliran data adalah diagram yang menggambarkan aliran data dalam sistem. Ini mengidentifikasi proses, entitas eksternal, dan aliran data antara mereka. DFD membantu dalam pemodelan proses bisnis dan komunikasi antara komponen sistem.

5. Diagram ER (Entity-Relationship): Diagram ER digunakan untuk memodelkan hubungan antara entitas dalam basis data. Diagram ini menggambarkan entitas, atribut, dan hubungan antara entitas seperti asosiasi, kardinalitas, dan ketergantungan. Diagram ER membantu dalam perancangan struktur basis data.

6. Desain Antarmuka Pengguna: Model desain juga mencakup desain antarmuka pengguna yang melibatkan tata letak, elemen antarmuka, interaksi, dan navigasi dalam sistem. Desain antarmuka pengguna membantu dalam menciptakan pengalaman pengguna yang intuitif dan efektif.

7. Diagram Aliran Proses (Flowchart): Diagram aliran proses adalah representasi visual dari langkah-langkah dan keputusan dalam suatu proses. Ini membantu memahami logika proses dan alur tindakan yang diperlukan dalam sistem.


VIDEO



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Quiz 1 PBKK

Quiz 2 PBKK